VBlog Kedua Belas – Ramadan

Assalamu’alaikum wr. wb.

Nggak terasa sudah mulai masuk sepertiga akhir Ramadan ya. Padahal perasaan baru kemarin Ramadannya, dan sekarang Ramadan sudah mau pergi lagi. Betapa waktu cepat berlalu. T_T

Bagi gua, Ramadan kali ini rada spesial dibanding tahun-tahun sebelumnya. Karena walaupun judulnya Ramadan, entah kenapa gua melihat intensitas fitnah beredar menjadi-jadi. Awalnya kejadian berawal dari kasus jambak-jambakan antar pendukung capres, di media sosial. Media sosial yang dulu berisi hal-hal gak penting namun membawa senyum, sekarang isinya mulai berisi hal-hal serius namun membawa ketidaknyamanan gak penting. Kata-kata kotor, makian, cacian, hilangnya tata krama, seakan menjadi norma bagi sebagian pegiat media sosial. Diperparah lagi dengan banyaknya berita sedih dari berbagai belahan dunia lain, seakan kezhaliman demi kezhaliman terjadi di depan mata. Dan gua sendiri ga bisa berbuat apa-apa…

Di Ramadan ini gua sadar bahwa kesedihan, konflik, dan peperangan di dunia ini masih banyak. Mulai dari LRA, Ukraina-Rusia, Siria, Israel-Palestina, Tibetan, Kahsmir, sampai kasus homeless pun banyak ditemui di jalan. Ngebaca berita pun emosi serasa dipush habis-habisan. Tapi emosi tadi ga seberapa dan ga ada bandingnya jika kita adalah orang yang mengalami penindasan dan kesedihan yang dialami oleh mereka.

Maka dari itu, arti Ramadan untuk berempati kepada mereka yang bernasib kurang baik dari kita bagi gua begitu terasa di Ramadan kali ini.

Indonesia itu negara yang sangat dikaruniai banyak keuntungan dibanding kebanyakan negara. Damai, ayem, tropis, orang-orangnya banyak yang ramah, walau ada satu dua juga yang bikin jengkel, tapi Indonesia itu negara yang relatif aman dari konflik, setidaknya dibanding negara-negara lain di luar sana. Ini mengingatkan gua sama Inggris, ketika negara-negara daratan Eropa lagi sibuk perang masing-masing, Inggris adem ayem karena lokasinya yang strategis. Yang pada akhirnya, mengantarkan si Inggris itu sendiri menjadi negara dengan pencapaian teknologi yang lebih baik dibanding negara sekitarnya yang sedang konflik di masa itu. Gua harap, Indonesia kelak bernasib sama.

Mari bekerja dengan segenap tenaga yang kita miliki. Makmurkan diri kita, cukupi keluarga kita, tinggikan derajat negara kita, sehingga kelak jika bukan kita, setidaknya anak cucu kita memiliki lingkungan yang kondusif memperkuat negara ini, menjadikan bangsa ini bangsa yang besar, yang disegani. Sehingga kelak jika ada bangsa lain yang dibuli-buli, bangsa ini mau bangkit dan berdiri membelanya.

Akhir kata, daripada mengutuk kegelapan, mari kita ciptakan terang pada dunia kita dengan cara kita masing-masing.