Icalan Teh Botol = UGD => Sombong?

Mmm… Katanya, anak-anak UGD (Universitas Gajah Duduk) tercinta kita ini, sombong-sombong… O-o-o… Itulah salah satu gossip basi minoritas terhangat yang akhir-akhir ini diseruakkan kembali oleh beberapa oknum tertentu yang, mungkin, niatnya baik ingin mengoreksi kelakuan anak-anak UGD, tapi kesan yang muncul justru menjudge bahwa anak-anak seluruh UGD sombong-sombong.

gajah duduk : thanks to treehugger

gajah duduk : thanks to treehugger

Benarkah itu?

Ahahahaha… Aduh jeng, entah kenapa gua mau ketawa denger seliweran seperti ini. Di dunia ini yang namanya orang sombong pasti ada di mana pun juga. Tidak terkecuali di sini. Ada yang sombong-sombongan (dalam arti dibuat-buat) buat bercandaan, ada juga yang sombong karena sombong beneran. Yang terakhir disebut ini, tidak bisa dipungkiri, menyebalkan bukan main, rasanya pengen nyiram sambel ke muka orang yang bersangkutan. Wkwkwkwkwk…

Tapi apakah kebanyakan anak-anak di sini sombong? Klo dipikir-pikir, masa’ sih? Keknya jarang banget deh. Temen-temenku baek-baek, rendah hati, suka menolong, elegan, dewasa. Nggak ada yang norak. Eh, ada juga sih satu dua. Tapi yang jelas, nggak ada yang bilang, ‘eh gua pinter loh. dan loe goblok.’ Masalah topik pembicaraan juga rasanya biasa-biasa aja. Yah, walau kadang membahas konfigurasi clock yang tepat sambil baca komik di luar kampus sedikit lebay tapi hal-hal seperti itu cukup sering terjadi. Gaya hidup? Hmmm… Ada macem-macem. Ada yang saking kelebihan duit jadi perlu tempat buang duitnya. Ada juga yang kekurangan duit jadi perlu cari duit ke sana ke mari. Dan itu alamiah. Dan juga ga ada yang bilang, ‘eh gua kaya loh. dan loe miskin.’ Maksudnya, jadi kaya ataupun miskin itu bukan kejahatan kan. Jadi gua rasa istilah sombong ga pantes didapat dari bidang-bidang pembahasan seperti ini.

Adapun pendapat orang-orang yang ketemu dengan segenap orang-orang sombong dari UGD, sepertinya orang-orang tersebut sedang ketiban sial aja ketemu orang-orang semacam itu. Toh, temen-temenku yang udah pada kerja mereka semua orang yang sangat bersahaja, gak neko-neko, jauh dari segala tuduhan miring semacam itu. Kalaupun ada yang merasa tidak nyaman berada di antara mayoritas anak-anak UGD karena satu atau dua hal, rasanya mungkin karena mereka belum memahami bahwa anak-anak UGD tetaplah anak-anak biasa, manusia biasa, yang punya teman, bisa sedih, bisa senang, punya ekspresi, punya gejolak, punya harapan, punya cita-cita, tidak melulu tentang pelajaran, pelajaran, dan pelajaran.

Kenyataannya, misal elo ketemu sama segerombolan anak di tengah jalan, terus loe kenalan sama mereka, jadi temen mereka di jalan, ngobrol ngalor ngidul, bercanda, ketawa-ketawa, dan semua itu gak ada masalah kan? Tapi jika sebelum kenalan dengan gerombolan tadi loe dapet info kalau gerombolan tadi dari UGD dan loe dah dapet gossip bahwa anak UGD sombong-sombong, sifat defensif alamiah pasti akan keluar, dan statement pertama dalam benak loe adalah, “mereka pasti sombong, mereka pasti sombong…” Akibatnya, guyonan biasa pun bisa jadi akan loe anggap seriusan…

(mungkin) Itulah image. Dan (mungkin) itulah brand. Stereotip negatif yang kurang fair rasanya.

Tapi yang jelas, seperti yang sebutkan sebelumnya, gua juga ga bisa memungkiri, ada saja orang sombong di UGD. Yang mungkin klo didengar orang luar UGD bisa bikin kuping agak agak gimana gitu. Tapi itulah kenyataan. Ada yang sombong, ada yang nggak.

Nah, terlepas dari semua gossip tadi, sejujurnya gua gak mau ambil pusing. Terserah mereka mau bilang anak-anak UGD sombong kek, nggak sombong kek, yang penting gua punya temen-temen yang bersahaja, talk less work more, easy going, gila-gila (+geje), dan sederet sifat-sifat menyenangkan. Mereka tipe-tipe orang-orang yang punya kemauan kuat, cita-cita, dan punya kontribusi karya nyata yang gak sekadar omdo (red, omong doang) seperti yang gossip-gossip itu bilang. (Walau, gimana-gimanapun juga ada aja temen-temen yang omdo) Jadi~… yah, whatever lah. Kita cuma anak-anak biasa yang berada pada masa remaja yang labil dan mencoba mempersiapkan masa depan sendiri… (Ohohohokz-ohokz… Omongan gua…)

😀

From ITB with Love